Laman

Senin, 10 Juni 2013

Konten IPS


KONTEN IPS


1.      FAKTA, KONSEP, GENERALISASI, DAN TEORI DALAM IPS
Fakta merupakan dasar untuk pengajaran kognitif dalam IPS. Ada dua hal yang mempunyai hubungan erat dan harus dikembangkan dari fakta dasar IPS yakni konsep dan generalisasi. Konsep dikembangkan dari fakta yang dipelajari, sedangkan generalisasi dikembangkan dari hubungan antar konsep dalam suatu pola yang mempunyai arti.
Struktur ilmu sosial tersusun dalam tiga tingkatan, dari yang paling sempit ke yang paling luas, yaitu : 1) fakta, 2) konsep, dan 3) generalisasi. Ketiga hal itu yang membangun materi ilmu-ilmu sosial. Fakta : adalah kenyataan yang ada disekitar kita yang tidak terbatas jumlahnya. Fakta : adalah ramuan dari pemikiran atau bahan dasar pembentuk konsep. Fakta : pesan indrawi Contoh kategori dari fakta : obyek , peristiwa, proses, dan sebagainya. Ciri khas fakta adalah “buntu” tidak lebih dari pada apa yang tampak.
Cara terbaik memotivasi peserta didik untuk dapat membaca fakta dan menemukan konsep serta menggeneralisasikan yang dibahas secara terpadu. Konsep = suatu kesatuan atribut yang berkaitan dengan simbol tentang objek , peristiwa, dan proses. Konsep dapat dipahami bila dibahas tentang atribut, kelas (golongan), dan simbol. Atribut : ciri yang membedakan peristiwa atau proses dari obyek lainnya. Atribut dapat didasarkan atas fakta berupa informasi konkret yang dapat di buktikan melalui laporan seseorang atau hasil pengamatan langsung. Laporan verbal, gambar-gambar, chart yang berisi data, dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atribut. Kelas : pengelompokan kategori dari benda, kejadian atau pikiran.
Setiap kelas memasukkan atribut yang sama dan memgeluarkan atribut yang berbeda atau tidak berhubungan . kelas didasarkan pada atribut yang telah ditentukan. Contoh : semua orang dapat kita masukkan ke kelas tertentu: pria.... wanita, guru....murid, kaya....miskin, dan lain lain. Simbol. Setiap kelas dapat dinyatakan dengan simbol. Simbol dapat dinyatakan dengan kata, tanda, gerakan badan, angka sebagai alat untuk mengkomunikasikan dengan kelas lain. Konsep juga dapat dilihat dari pengertian connotative dan dennotative.
Menurut Womack (1970) selain memehami konsep yang dibangun berdasarkan pengenalan kita terhadap kelas dan simbol juga penting memahami tingkat arti dari sebuah konsep. Ia berpendapat bahwa sebuah konsep study sosial merupakan kata yang berkaitan dengan satu gambaran tertentu yang menonjol dan bersifat tetap.
2.      GENERALISASI DAN TEORI
Generalisasi adalah hubungan beberapa konsep atau rangkaian hubungan antar konsep konsep. Karena itu generalisasi dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferen, kesimpulan, dan pemahaman.
Ciri ciri generalisasi:
a.       Menunjukan hubungan dua konsep atau lebih.
b.      Bersifat umum dan merupakan abstraksi yang menunjukan bagian keseluruhan kelas.
c.       Tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari sekedar konsep.
d.      Berdasarkan pada konsep dan dikembangkan atas dasr penalaran dan bukan hanyaberdasrkan pengamatan semata.
e.       Berisi pernyatan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan validasi, artinya diuji berdasarkan bukti bukti yang pasti dengan menggunakan sistem penalaran.
f.       Bukan sekedar pernyatan yang ditegaskan akan tetapi satu kesatuan pengertian
Fungsi generalisasi:
a)      Sebagai tujuan umum study sosial.
b)      Membantu dalam pemilihan bahan pengajaran
c)      Mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar
d)     Membantu dalam membangun bahan bahan pengajaran dalam kurikulum study
Perbedaan konsep dan generalisasi:
a.       Generalisasi adalah dasar yang dituangkan dalam kalimat yang komplek. Konsep adalah suatu kesatuan atribut.
b.      Generalisasi memiliki tesis yang menunjukan sesuatu tentang subjek kalimat. Konsep tidak memiliki tesis.
c.       Generalisasi bersifat obyektif, sedangkan konsep bersifat subyektif.
d.      Generalisasi mempunyai aplikasi yang universal, konsep hanya terbatas pada orang orang tertentu.
A.    Fakta Dalam kehidupan sehari hari, kita sering mendengar dan menemukan suatu kejadian misalnya : angin berhembus,laut berombak, air menguap, awan dilangit, dll. Hal tersebutlah yang disebut fakta. Fakta adalah informasi yang ada atau terjadi dalam kehidupan dan kumpulan oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin kebenarannya. Fakta penting untuk susunan ilmu karena fakta tersebut membentuk fakta dan generalisasi.
 Menurut Savage dan Amstrong konsep tidaklah dipelajari dalam kekosongan melainkan dicapai dalam suatu proses yang melibatkan fakta fakta yang khusus. Dari beberapa fakta yang khusus yang saling berkaitan maka terbentuk suatu konsep. Hubungan yang erat antara fakta dan konsep dapat dilihat dari ilustrasi berikut:
1)      Bangsa Indonesia berperang melawan penjajah.
2)      Bansga Indonesia dan dunia berperang melawan terorisme.
3)      Bangsa dan negara Indonesia ingin menentukan nasibnya sendiri.
Fakta fakta tersebut tampak saling berhubungan dan membentuk suatu gagasan atau konsep “kemerdekaan”. Suatu bangsa yang merdeka berani berkorban untuk memperjuangkan atau mempertahankan kemerdekaannya, bebas menentukan nasibnya sendiri, kedudukannya sederajat dengan bangsa lain.
B.     Konsep
Konsep secara sederhana adalah penamaan atau pemberian label untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal, mengerti, dan memahami sesuatu tersebut. Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berpikir dan memecahkan masalah. Konsep menurut Moore adalah sesuatu yang tersimpan dalam pikiran suatu ide atau suatu gagasan. Sedangkan Parker menyatakan bahwa konsep atau gagasan-gagasan sesuatu, konsep adalah suatu gagasan yang ada melalui contoh-contoh nya.
Konsep dinyatakan dalam sejumlah bentuk konkret atau abstrak, luas atau sempit, dan suatu kata atau frasa. Konsep itu penting karena membantu seseorang untuk mengorganisasikan informasi atau data yang mereka hadapi. Konsep merupakan sejumlah fakta yang memiliki keterkaitan dengan makna dan definisi yang ditentukan. Karakteristik atau ciri-ciri konsep disebut atribut. Konsep itu memiliki tingkatan-tingkatan yang membedakan tingkatan suatu konsep dengan konsep yang lainnya adalah derajat abstraksi yang dimilikinya.
Hal yang membedakan tingkat abstraksi suatu konsep dengan konsep lainnya adalah karakteristik utama konsep yang disebut atribut. Jumlah atribut yang diperlukan untuk membedakan konsep yang lebih abstrak lebih sedikit jumlah nya. Suatu atribut yang sama apabila mempunyai nilai-nilai yang berbeda menyebabakan kita dapat membedakan adanya konsep yang berlainan.
b.1. Jenis-jenis konsep De Cecco membagi konsep menjadi 3 jenis :
1)      Konsep konjungtif Apabila nilai-nilai yang sesuai dan atribut-atributnya terdapat dalam kelompok benda secara bersama-sama. Contoh : kita mempunyai sejumlah buku pendidikan IPS yang memiliki ketebalan jumlah halaman materi dan sampul yang sama. Konsep konjungtif bersifat menghendaki pengembangan dari hal-hal yang bersifat konkret.
2)      Konsep Disjungtif Apabila nilai-nilai tersebut tidak memiliki semua atribut dan nilai atribut yang sama. Contoh : buku pendidikan IPS dan buku Pendidikan IPA mempunyai perbedaan-perbedaan seperti jumlah halaman, materi, dan sampul walaupun keduanya merupakan buku bacaan ilmiah.
3)      Konsep Relasional Yaitu gabungan sekelompok benda yang atribut-atributnya mempunyai hubungan yang kita ciptakan. Contoh : konsep kepadatan penduduk, konsep waktu dan konsep arah.
b.2. Pentingnya konsep Menurut De Cecco, konsep membantu kita untuk :
a)      Menghadapi lingkungan yang kompleks dan luas serta mengurangi kesulitan dalam menguasai fakta-fakta yang selalu bertambah.
b)      Mengidentifikasikan dan mengindera macam-macam obyek yang ada disekeliling kita.
c)      Mengurangi perlunya belajar mengulang-ulang hal baru yang sebenarnya merupakan atribut dan nilai atribut yang sama dengan konsep yang sudah diketahui.
d)     Memungkinkan kita memberi pengajaran yang lebih kompleks dan menerangkan secara lebih jelas.
e)      Menggambarkan kenyataan dan dunia. Prinsip-prinsip konsep menurut Kardiyono (1980:13) :
·         Keperluan Konsep yang akan diajarkan haruslah konsep yang dibutuhkan oleh siswa dalam memahami dunia disekitarnya.
·         Ketepatan Perumusan konsep yang akan diajarkan harus tepat sehingga tidak memberikan peluang bagi penafsiran yang salah.
·         Mudah dipelajari Konsep yang diperlukan harus dapat dipastikan dengan mudah.
·         Kegunaan Konsep yang akan diajarkan hendaknya benar-benar berguna.
b.3. Pembinaan konsep dalam IPS Pembinaan konsep berarti mengajarkan aspek konotatif dari suatu konsep samapi membentuk suatu abstraksi pada diri siswa memerlukan proses yang lama. Yelon (dalam Husein Achmad, 1982), mengemukakan mengajarkan konsep yang baik sebagai berikut :
1)      Merumuskan tujuan
2)      Menyadari adanya pengetahuan prasyarat yang akan membantu pemahaman konsep.
3)      Menyajikan definisi dan contoh-contoh.
4)      Memberi kesempatan kepada siswa untuk merespon dan memberikan feedback.
5)      Generalisasi Generalisasi menghubungkan beberapa konsep sehingga terbentuk suatu pola hubungan yang bermakna yang menggambarkan hal yang lebih luas.
Menurut Nursid Sumaatmadja (1980:83), generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk kalimat lengkap yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan dalam IPS. Kita memiliki paling sedikit 3 konsep :
o   Masyarakat primitif.
o   Lingkungan hidup.
o   Cara hidup. Generalisasi yang baik adalah generalisasi yang tidak menyebut orang, tempat, atau benda. Generalisasi yang lebih bermanfaat yaitu generalisasi yang memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi tingkat keberlakuannya lebih umum. Fakta itu konkret dan dapat diobservasi, disediakan, disentuh, dan dirasakan (bersifat khusus). Sedangkan generalisasi lebih abstrak dan tidak dapat diobservasikan secara langsung.
o   Teori Teori adalah sepasang proposisi yang berhubungan, dan menerangkan hubungan antara beberapa generalisasi. Proposisi yang membutuhkan fakta merupakan teori yang lebih mudah dari pada proposisi yang menghubungkan konsep.
Kriteria untuk menyusun teori sebagai berikut :
·         Bagaimana kompleksnya proposisi yang dihubungkan
·         Sampai sejauh mana teori itu dapat diterapkan
·         Bagaimana luasnya proposisi yang dihubungkan
·         Sampai seluas mana hubungan dari proposisi-proposisi yang melukiskan dan menerangkan unsur yang penting dari tingkah laku manusia
·         Samapai sejauh mana teori membimbing kearah pendalaman yang lain
·         Berapa banyak konsep yang diharapkan pada kenyataan yang ada dalam teori
·         Sampai sejauh mana terujinya hipotesis yang dapat diambil dari proposisi yang dihubungkan dengan teori tersbut dapat teruji Menurut, David Easton (Djojo Suradisastra, 1991/1992), teori generalisasi terdiri dari 3 tingkatan :
§  Generalisasi Singular Hanya menghubungkan 2 konsep.
§  Teori dimensi sempit Terbebtuk oleh berbagai pernyataan yang terinterelasikan sedemikian rupa sehingga data yang belum tertata dalam pernyataan dapat dituang dalam suatu pernyataan umum.
§  Teori berdimensi luas Menjangkau sesuatu yang lebih luas dari teori dimensi sempit jangkauannya meliputi keseluruhan dalam suatu ilmu. Setelah memahmi teori, kita dapat lebih melihat keteraturan mengenai gejala-gejala dalam masyarakat lebih sempurna. Dengan demikian akan dapat membawa kita kepada pemikiran tentang sebab-akibat dalam batas tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar