KONTEN IPS
1. FAKTA, KONSEP, GENERALISASI, DAN
TEORI DALAM IPS
Fakta merupakan dasar untuk
pengajaran kognitif dalam IPS. Ada dua hal yang mempunyai hubungan erat dan
harus dikembangkan dari fakta dasar IPS yakni konsep dan generalisasi. Konsep dikembangkan
dari fakta yang dipelajari, sedangkan generalisasi dikembangkan dari hubungan
antar konsep dalam suatu pola yang mempunyai arti.
Struktur ilmu sosial tersusun dalam
tiga tingkatan, dari yang paling sempit ke yang paling luas, yaitu : 1) fakta,
2) konsep, dan 3) generalisasi. Ketiga hal itu yang membangun materi ilmu-ilmu
sosial. Fakta : adalah kenyataan yang ada disekitar kita yang tidak terbatas
jumlahnya. Fakta : adalah ramuan dari pemikiran atau bahan dasar pembentuk
konsep. Fakta : pesan indrawi Contoh kategori dari fakta : obyek , peristiwa,
proses, dan sebagainya. Ciri khas fakta adalah “buntu” tidak lebih dari pada
apa yang tampak.
Cara terbaik memotivasi peserta
didik untuk dapat membaca fakta dan menemukan konsep serta menggeneralisasikan
yang dibahas secara terpadu. Konsep = suatu kesatuan atribut yang berkaitan
dengan simbol tentang objek , peristiwa, dan proses. Konsep dapat dipahami bila
dibahas tentang atribut, kelas (golongan), dan simbol. Atribut : ciri yang
membedakan peristiwa atau proses dari obyek lainnya. Atribut dapat didasarkan
atas fakta berupa informasi konkret yang dapat di buktikan melalui laporan
seseorang atau hasil pengamatan langsung. Laporan verbal, gambar-gambar, chart
yang berisi data, dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atribut. Kelas :
pengelompokan kategori dari benda, kejadian atau pikiran.
Setiap kelas memasukkan atribut yang
sama dan memgeluarkan atribut yang berbeda atau tidak berhubungan . kelas
didasarkan pada atribut yang telah ditentukan. Contoh : semua orang dapat kita
masukkan ke kelas tertentu: pria.... wanita, guru....murid, kaya....miskin, dan
lain lain. Simbol. Setiap kelas dapat dinyatakan dengan simbol. Simbol dapat
dinyatakan dengan kata, tanda, gerakan badan, angka sebagai alat untuk mengkomunikasikan
dengan kelas lain. Konsep juga dapat dilihat dari pengertian connotative dan
dennotative.
Menurut Womack (1970) selain
memehami konsep yang dibangun berdasarkan pengenalan kita terhadap kelas dan
simbol juga penting memahami tingkat arti dari sebuah konsep. Ia berpendapat
bahwa sebuah konsep study sosial merupakan kata yang berkaitan dengan satu
gambaran tertentu yang menonjol dan bersifat tetap.
2. GENERALISASI DAN TEORI
Generalisasi adalah hubungan
beberapa konsep atau rangkaian hubungan antar konsep konsep. Karena itu
generalisasi dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferen, kesimpulan, dan
pemahaman.
Ciri ciri generalisasi:
a. Menunjukan hubungan dua konsep atau
lebih.
b. Bersifat umum dan merupakan
abstraksi yang menunjukan bagian keseluruhan kelas.
c. Tingkat abstraksi yang lebih tinggi
dari sekedar konsep.
d. Berdasarkan pada konsep dan
dikembangkan atas dasr penalaran dan bukan hanyaberdasrkan pengamatan semata.
e. Berisi pernyatan pernyataan yang
dapat dibuktikan kebenarannya dan validasi, artinya diuji berdasarkan bukti
bukti yang pasti dengan menggunakan sistem penalaran.
f. Bukan sekedar pernyatan yang
ditegaskan akan tetapi satu kesatuan pengertian
Fungsi generalisasi:
a) Sebagai tujuan umum study sosial.
b) Membantu dalam pemilihan bahan
pengajaran
c) Mengorganisasikan kegiatan belajar
mengajar
d) Membantu dalam membangun bahan bahan
pengajaran dalam kurikulum study
Perbedaan konsep dan generalisasi:
a. Generalisasi adalah dasar yang
dituangkan dalam kalimat yang komplek. Konsep adalah suatu kesatuan atribut.
b. Generalisasi memiliki tesis yang
menunjukan sesuatu tentang subjek kalimat. Konsep tidak memiliki tesis.
c. Generalisasi bersifat obyektif,
sedangkan konsep bersifat subyektif.
d. Generalisasi mempunyai aplikasi yang
universal, konsep hanya terbatas pada orang orang tertentu.
A. Fakta Dalam kehidupan sehari hari,
kita sering mendengar dan menemukan suatu kejadian misalnya : angin
berhembus,laut berombak, air menguap, awan dilangit, dll. Hal tersebutlah yang
disebut fakta. Fakta adalah informasi yang ada atau terjadi dalam kehidupan dan
kumpulan oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin kebenarannya. Fakta penting
untuk susunan ilmu karena fakta tersebut membentuk fakta dan generalisasi.
Menurut Savage dan Amstrong konsep tidaklah
dipelajari dalam kekosongan melainkan dicapai dalam suatu proses yang
melibatkan fakta fakta yang khusus. Dari beberapa fakta yang khusus yang saling
berkaitan maka terbentuk suatu konsep. Hubungan yang erat antara fakta dan
konsep dapat dilihat dari ilustrasi berikut:
1) Bangsa Indonesia berperang melawan
penjajah.
2) Bansga Indonesia dan dunia berperang
melawan terorisme.
3) Bangsa dan negara Indonesia ingin
menentukan nasibnya sendiri.
Fakta fakta tersebut tampak saling
berhubungan dan membentuk suatu gagasan atau konsep “kemerdekaan”. Suatu bangsa
yang merdeka berani berkorban untuk memperjuangkan atau mempertahankan
kemerdekaannya, bebas menentukan nasibnya sendiri, kedudukannya sederajat
dengan bangsa lain.
B. Konsep
Konsep secara sederhana adalah
penamaan atau pemberian label untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal,
mengerti, dan memahami sesuatu tersebut. Konsep adalah kesepakatan bersama
untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan
berpikir dan memecahkan masalah. Konsep menurut Moore adalah sesuatu yang
tersimpan dalam pikiran suatu ide atau suatu gagasan. Sedangkan Parker
menyatakan bahwa konsep atau gagasan-gagasan sesuatu, konsep adalah suatu
gagasan yang ada melalui contoh-contoh nya.
Konsep dinyatakan dalam sejumlah
bentuk konkret atau abstrak, luas atau sempit, dan suatu kata atau frasa.
Konsep itu penting karena membantu seseorang untuk mengorganisasikan informasi
atau data yang mereka hadapi. Konsep merupakan sejumlah fakta yang memiliki
keterkaitan dengan makna dan definisi yang ditentukan. Karakteristik atau
ciri-ciri konsep disebut atribut. Konsep itu memiliki tingkatan-tingkatan yang
membedakan tingkatan suatu konsep dengan konsep yang lainnya adalah derajat
abstraksi yang dimilikinya.
Hal yang membedakan tingkat
abstraksi suatu konsep dengan konsep lainnya adalah karakteristik utama konsep
yang disebut atribut. Jumlah atribut yang diperlukan untuk membedakan konsep
yang lebih abstrak lebih sedikit jumlah nya. Suatu atribut yang sama apabila
mempunyai nilai-nilai yang berbeda menyebabakan kita dapat membedakan adanya konsep
yang berlainan.
b.1. Jenis-jenis konsep De Cecco
membagi konsep menjadi 3 jenis :
1) Konsep konjungtif Apabila
nilai-nilai yang sesuai dan atribut-atributnya terdapat dalam kelompok benda
secara bersama-sama. Contoh : kita mempunyai sejumlah buku pendidikan IPS yang
memiliki ketebalan jumlah halaman materi dan sampul yang sama. Konsep
konjungtif bersifat menghendaki pengembangan dari hal-hal yang bersifat
konkret.
2) Konsep Disjungtif Apabila
nilai-nilai tersebut tidak memiliki semua atribut dan nilai atribut yang sama.
Contoh : buku pendidikan IPS dan buku Pendidikan IPA mempunyai
perbedaan-perbedaan seperti jumlah halaman, materi, dan sampul walaupun keduanya
merupakan buku bacaan ilmiah.
3) Konsep Relasional Yaitu gabungan
sekelompok benda yang atribut-atributnya mempunyai hubungan yang kita ciptakan.
Contoh : konsep kepadatan penduduk, konsep waktu dan konsep arah.
b.2. Pentingnya konsep Menurut De
Cecco, konsep membantu kita untuk :
a) Menghadapi lingkungan yang kompleks
dan luas serta mengurangi kesulitan dalam menguasai fakta-fakta yang selalu
bertambah.
b) Mengidentifikasikan dan mengindera
macam-macam obyek yang ada disekeliling kita.
c) Mengurangi perlunya belajar
mengulang-ulang hal baru yang sebenarnya merupakan atribut dan nilai atribut
yang sama dengan konsep yang sudah diketahui.
d) Memungkinkan kita memberi pengajaran
yang lebih kompleks dan menerangkan secara lebih jelas.
e) Menggambarkan kenyataan dan dunia.
Prinsip-prinsip konsep menurut Kardiyono (1980:13) :
·
Keperluan
Konsep yang akan diajarkan haruslah konsep yang dibutuhkan oleh siswa dalam memahami
dunia disekitarnya.
·
Ketepatan
Perumusan konsep yang akan diajarkan harus tepat sehingga tidak memberikan
peluang bagi penafsiran yang salah.
·
Mudah
dipelajari Konsep yang diperlukan harus dapat dipastikan dengan mudah.
·
Kegunaan
Konsep yang akan diajarkan hendaknya benar-benar berguna.
b.3. Pembinaan konsep dalam IPS
Pembinaan konsep berarti mengajarkan aspek konotatif dari suatu konsep samapi
membentuk suatu abstraksi pada diri siswa memerlukan proses yang lama. Yelon
(dalam Husein Achmad, 1982), mengemukakan mengajarkan konsep yang baik sebagai
berikut :
1) Merumuskan tujuan
2) Menyadari adanya pengetahuan prasyarat
yang akan membantu pemahaman konsep.
3) Menyajikan definisi dan
contoh-contoh.
4) Memberi kesempatan kepada siswa
untuk merespon dan memberikan feedback.
5) Generalisasi Generalisasi
menghubungkan beberapa konsep sehingga terbentuk suatu pola hubungan yang bermakna
yang menggambarkan hal yang lebih luas.
Menurut Nursid Sumaatmadja
(1980:83), generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk
kalimat lengkap yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu
prinsip atau ketentuan dalam IPS. Kita memiliki paling sedikit 3 konsep :
o
Masyarakat
primitif.
o
Lingkungan
hidup.
o
Cara
hidup. Generalisasi yang baik adalah generalisasi yang tidak menyebut orang,
tempat, atau benda. Generalisasi yang lebih bermanfaat yaitu generalisasi yang
memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi tingkat keberlakuannya lebih umum.
Fakta itu konkret dan dapat diobservasi, disediakan, disentuh, dan dirasakan
(bersifat khusus). Sedangkan generalisasi lebih abstrak dan tidak dapat diobservasikan
secara langsung.
o
Teori
Teori adalah sepasang proposisi yang berhubungan, dan menerangkan hubungan
antara beberapa generalisasi. Proposisi yang membutuhkan fakta merupakan teori
yang lebih mudah dari pada proposisi yang menghubungkan konsep.
Kriteria untuk menyusun teori
sebagai berikut :
·
Bagaimana
kompleksnya proposisi yang dihubungkan
·
Sampai
sejauh mana teori itu dapat diterapkan
·
Bagaimana
luasnya proposisi yang dihubungkan
·
Sampai
seluas mana hubungan dari proposisi-proposisi yang melukiskan dan menerangkan
unsur yang penting dari tingkah laku manusia
·
Samapai
sejauh mana teori membimbing kearah pendalaman yang lain
·
Berapa
banyak konsep yang diharapkan pada kenyataan yang ada dalam teori
·
Sampai
sejauh mana terujinya hipotesis yang dapat diambil dari proposisi yang
dihubungkan dengan teori tersbut dapat teruji Menurut, David Easton (Djojo
Suradisastra, 1991/1992), teori generalisasi terdiri dari 3 tingkatan :
§ Generalisasi Singular Hanya
menghubungkan 2 konsep.
§ Teori dimensi sempit Terbebtuk oleh
berbagai pernyataan yang terinterelasikan sedemikian rupa sehingga data yang
belum tertata dalam pernyataan dapat dituang dalam suatu pernyataan umum.
§ Teori berdimensi luas Menjangkau
sesuatu yang lebih luas dari teori dimensi sempit jangkauannya meliputi
keseluruhan dalam suatu ilmu. Setelah memahmi teori, kita dapat lebih melihat
keteraturan mengenai gejala-gejala dalam masyarakat lebih sempurna. Dengan
demikian akan dapat membawa kita kepada pemikiran tentang sebab-akibat dalam
batas tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar